Loading...

Kisah Panas Aku dan Juraganku

April 18, 2019


Tamuqq

Akhirnya aku hanya bisa main-main saja sebab meski aku anak laki-laki satu-satunya aku mau kerja masih belum kuat dan takut untuk pergi merantau tanpa ada yang mengajak. Suatu ketika ada saudara Bapakku yang datang dengan seorang tamu laki-laki. Kata pamanku dia membutuhkan orang yang mau menjaga rumahnya dan merawat taman. Setelah aku berpikir panjang aku akhirnya mau dengan mempertimbangkan keadaan Ibuku.
Berangkatlah aku ke kota Jember tepatnya di perumahan daerah kampus. Aku terkagum-kagum dengan rumah juragan baruku ini, disamping rumahnya besar halamannya juga luas. Juraganku sebut saja namanya Pak Beni, Ia Jajaran direksi Bank ternama di kota Jember, Ia mempunya dua Anak Perempuan yang satu baru saja berkeluarga dan yang bungsu kelas 3 SMA namanya Kristin, usianya kira-kira 18 tahun. Sedangkan istrinya membuka usaha sebuah toko busana yang juga terbilang sukses di kota tersebut, dan masih ada satu pembantu perempuan Pak Beni namanya Bik Miatun usianya kira-kira 27 tahun.
Teman Kristin banyak sekali setiap malam minggu selalu datang kerumah kadang pulang sampai larut malam, hingga aku tak bisa tidur sebab harus nunggu teman Non Kristin pulang untuk mengunci gerbang, kadang juga bergadang sampai pukul 04.00. Mungkin kacapekan atau memang ngantuk usai bergadang malam minggu, yang jelas pagi itu kamar Non Kristin masih terkunci dari dalam. Aku nggak peduli sebab bagiku bukan tugasku untuk membuka kamar Non Kristin, aku hanya ditugasi jaga rumah ketika Pak Beni dan Istrinya Pergi kerja dan merawat tamannya saja.
Pagi itu Pak Beni dan Istrinya pamitan mau keluar kota, katanya baru pulang minggu malam sehingga dirumah itu tinggal aku, Bik Miatun dan Non Kristin. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 tapi Non Kristin masih belum bangun juga dan Bik Miatun sudah selesai memasak.
“Jono, aku mau belanja tolong pintu gerbang dikunci.”
“Iya Bik!” jawabku sambil menyiram tanaman didepan rumah. Setelah Bik Miatun pergi aku mengunci pintu gerbang.
Setelah selesai menyiram taman yang memang cukup luas aku bermaksud mematikan kran yang ada di belakang. Sesampai didepan kamar mandi aku mendengar ada suara air berkecipung kulihat kamar Non Kristin sedikit terbuka berarti yang mandi Non Kristin. Tiba-tiba timbul niat untuk mengintip. Aku mencoba mengintip dari lubang kunci, ternyata tubuh Non Kristin mulus dan susunya sangat kenyal, kuamati terus saat Non Kristin menyiramkan air ke tubuhnya, dengan perasaan berdegap aku masih belum beranjak dari tempatku semula. Baru pertama ini aku melihat tubuh perempuan tanpa tertutup sehelai benang. Sambil terus mengintip, tanganku juga memegangi penisku yang memang sudah tegang, kulihat Non Kristin membasuh sabun keseluruh badannya aku nggak melewatkan begitu saja sambil tanganku terus memegangi penis. Aku cepat-cepat pergi, sebab Non Kristin sudah selesai mandinya namun karena gugup aku langsung masuk ke kamar WC yang memang berada berdampingan dengan kamar mandi, disitu aku sembunyi sambil terus memegangi penisku yang dari tadi masih tegang.
Cukup lama aku di dalam kamar WC sambil terus membayangkan yang baru saja kulihat, sambil terus merasakan nikmat aku tidak tahu kalau Bik Miatun berada didepanku. Aku baru sadar saat Bik Miatun menegurku,
“Ayo.. ngapain kamu.”
Aku terkejut cepat-cepat kututup resleting celanaku, betapa malunya aku.
“Ng.. nggak Bik..” kataku sambil cepat-cepat keluat dari kamar WC. Sialan aku lupa ngunci pintunnya, gerutuku sambil cepat-cepat pergi.
Esoknya usai aku menyiram taman, aku bermaksud ke belakang untuk mematikan kran, tapi karena ada Bik Miatun mencuci kuurungkan niat itu.
“Kenapa kok kembali?” tanya Bik Miatun.
“Ah.. enggak Bik..” jawabku sambil terus ngeloyor pergi.
“Lho kok nggak kenapa? Sini saja nemani Bibik mencuci, lagian kerjaanmu kan sudah selesai, bantu saya menyiramkan air ke baju yang akan dibilas,” pinta Bik Miatun.
Akhirnya akupun menuruti permintaan Bik Miatun. Entah sengaja memancing atau memang kebiasaan Bik Miatun setiap mencuci baju selalu menaikkan jaritnya diatas lutut, melihat pemandangan seperti itu, jantungku berdegap begitu cepat
“Begitu putihnya paha Bik Miatun ini” pikirku, lalu bayanganku mulai nakal dan berimajinasi untuk bisa mengelus-ngelus paha putih Bik Miatun.
“Heh! kenapa melihat begitu!” pertanyaan Bik Miatun membuyarkan lamunanku
“Eh.. ngg.. nggak Bik” jawabku dengan gugup.
“Sebentar Bik, aku mau buang air besar” kataku, lalu aku segera masuk kedalam WC, tapi kali ini aku tak lupa untuk mengunci pintunya.
Didalam WC aku hanya bisa membayangkan paha mulus Bik Miatun sambil memegangi penisku yang memang sudah menegang cuma waktu itu aku nggak merasakan apa-apa, cuma penis ini tegang saja. Akhirnya aku keluar dan kulihat Bik Miatun masih asik dengan cucianya.
“Ngapain kamu tadi didalam Jon?” tanya Bik Miatun.
“Ah.. nggak Bik cuma buang air besar saja kok,” jawabku sambil menyiramkan air pada cuciannya Bik Miatun.
“Ah yang bener? Aku tahu kok, aku tadi sempat menguntit kamu, aku penasaran jangan-jangan kamu melakukan seperti kemarin ee..nggak taunya benar,” kata Bik Miatun
“Hah..? jadi Bibik mengintip aku?” tanyaku sambil menunduk malu.
Tanpa banyak bicara aku langsung pergi.
“Lho.. kok pergi?, sini Jon belum selesai nyucinya, tenang saja Jon aku nggak akan cerita kepada siapa-siapa, kamu nggak usah malu sama Bibik ” panggil Bik Biatun.
Kuurungkan niatku untuk pergi.
“Ngomong-ngomong gimana rasanya saat kamu melakukan seperti tadi Jon?” tanya Bik Miatun.
“Ah nggak Bik,”jawabku sambil malu-malu.
“Nggak gimana?” tanya Bik Miatun seolah-olah mau menyelidiki aku.
“Nggak usah diteruskan Bik aku malu.”
“Malu sama siapa? Lha wong disini cuma kamu sama aku kok, Non Kristin juga sekolah, Pak Beny kerja?” kata Bik Miatun.
“Iya malu sama Bibik, sebab Bibik sudah tahu milikku,” jawabku.
“Oalaah gitu aja kok malu, sebelum tahu milikmu aku sudah pernah tahu sebelumnya milik mantan suamiku dulu, enak ya?”
“Apanya Bik?” tanyaku
“Iya rasanya to..?” gurau Bik Miatun tanpa memperdulikan aku yang bingung dan malu padanya.
“Sini kamu..” kata Bik Miatun sambil menyuruhku untuk mendekat, tiba-tiba tangan tangan Bik Miatun memegang penisku.
“Jangan Bik..!!” sergahku sambil berusaha meronta, namun karena pegangannya kuat rasanya sakit kalau terus kupaksakan untuk meronta.
Akhirnya aku hanya diam saja ketika Bik Miatun memegangi penisku yang masih didalam celana pendekku. Pelan tapi pasti aku mulai menikmati pegangan tangan Bik Miatun pada penisku. Aku hanya bisa diam sambil terus melek merem merasakan nikmatnya pegangan tangan Bik Miatun. lalu Bik Miatun mulai melepas kancing celanaku dan melorotkanya kebawah. Penisku sudah mulai tegang dan tanpa rasa jijik Bik Miatun Jongkok dihadapanku dan menjilati penisku.
“Ach.. Bik.. geli,” kataku sambil memegangi rambut Bik Miatun.
Bik Miatun nggak peduli dia terus saja mengulum penisku, Bik Miatun berdiri lalu membuka kancing bajunya sendiri tapi tidak semuanya, kulihat pemandangan yang menyembul didepanku yang masih terbungkus kain kutang dengan ragu-ragu kupegangi. Tanpa merasa malu, Bik Miatun membuka tali kutangnya dan membiarkan aku terus memegangi susu Bik Miatun, dia mendesah sambil tangannya terus memegangi penisku. Tanpa malu-malu kuemut pentil Bik Miatun.
“Ach.. Jon.. terus Jon..”
Aku masih terus melakukan perintah Bik Miatun, setelah itu Bik Miatun kembali memasukkan penisku kedalam mulutnya. aku hanya bisa mendesah sambil memegangi rambut Bik Miatun.
“Bik aku seperti mau pipis,” lalu Bik Miatun segera melepaskan kulumannya dan menyingkapkan jaritnya yang basah, kulihat Bik Miatun nggak memakai celana dalam.
“Sini Jon..,” Bik Miatun mengambil posis duduk, lalu aku mendekat.
“Sini.. masukkan penismu kesini.” sambil tangannya menunjuk bagian selakangannya.
Dibimbingnya penisku untuk masuk ke dalam vagina Bik Miatun.
“Terus Jon tarik, dan masukkan lagi ya..”
“Iya Bik” kuturuti permintaan Bik Miatun, lalu aku merasakan seperti pipis, tapi rasanya nikmat sekali.
Setelah itu aku menyandarkan tubuhku pada tembok.
“Jon.. gimana, tahu kan rasanya sekarang?” tanya Bik Miatun sambil membetulkan tali kancingnya.
“Iya Bik..”jawabku.
Esoknya setiap isi rumah menjalankan aktivitasnya, aku selalu melakukan adegan ini dengan Bik Miatun. Saat itu hari Sabtu, kami nggak nyangka kalau Non Kristin pulang pagi. Saat kami tengah asyik melakukan kuda-kudaan dengan Bik Miatun, Non Kristin memergoki kami.
” Hah? Apa yang kalian lakukan! Kurang ajar! Awas nanti tak laporkan pada papa dan mama, kalian!”
Melihat Non Kristin kami gugup bingung, “Jangan Non.. ampuni kami Non,” rengek Bik Miatun.
“Jangan laporkan kami pada tuan, Non.”
Akupun juga takut kalau sampai dipecat, akhirnya kami menangis di depan Non Kristin, mungkin Non Kristin iba juga melihat rengekan kami berdua.
“Iya sudah jangan diulangi lagi Bik!!” bentak Non Kristin.
“Iy.. iya Non,” jawab kami berdua.
Esoknya seperti biasa Non Kristin selalu bangun siang kalau hari minggu, saat itu Bik Miatun juga sedang belanja sedang Pak Beny dan Istrinya ke Gereja, saat aku meyirami taman, dari belakang kudengar Non Kristin memanggilku,
“Joon!! Cepat sini!!” teriaknya.
“Iya Non,” akupun bergegas kebelakang tapi aku tidak menemukan Non Kristin.
“Non.. Non Kristin,” panggilku sambil mencari Non Kristin.
“Tolong ambilkan handuk dikamarku! Aku tadi lupa nggak membawa,” teriak Non Kristin yang ternyata berada di dalam kamar mandi.
“Iya Non.”
Akupun pergi mengambilkan handuk dikamarnya, setelah kuambilkan handuknya “Ini Non handuknya,” kataku sambil menunggu diluar.
“Mana cepat..”
“Iya Non, tapi..”
“Tapi apa!! Pintunya dikunci..”
Aku bingung gimana cara memberikan handuk ini pada Non Kristin yang ada didalam? Belum sempat aku berpikir, tiba-tiba kamar mandi terbuka. Aku terkejut hampir tidak percaya Non Kristin telanjang bulat didepanku.
“Mana handuknya,” pinta Non Kristin.
“I.. ini Non,” kuberikan handuk itu pada Non Kristin.
“Kamu sudah mandi?” tanya Non Kristin sambil mengambil handuk yang kuberikan.
“Be..belum Non.”
“Kalau belum, ya.. sini sekalian mandi bareng sama aku,” kata Non Kristin.
Belum sempat aku terkejut akan ucapan Non Kristin, tiba-tiba aku sudah berada dalam satu kamar mandi dengan Non Kristin, aku hanya bengong ketika Non Kristin melucuti kancing bajuku dan membuka celanaku, aku baru sadar ketika Non Kristin memegang milikku yang berharga.
“Non..,” sergahku.
“Sudah ikuti saja perintahku, kalau tidak mau kulaporkan perbuatanmu dengan Bik Miatun pada papa,” ancamnya.
Aku nggak bisa berbuat banyak, sebagai lelaki normal tentu perbuatan Non Kristin mengundang birahiku, sambil tangan Non Kristin bergerilya di bawah perut, bibirnya mencium bibirku, akupun membalasnya dengan ciuman yang lembut. Lalu kuciumi buah dada Non Kristin yang singsat dan padat. Non Kristin mendesah, “Augh..”
Kuciumi, lalu aku tertuju pada selakangan Non Kristin, kulihat bukit kecil diantara paha Non Kristin yang ditumbuhi bulu-bulu halus, belum begitu lebat aku coba untuk memegangnya. Non Kristin diam saja, lalu aku arahkan bibirku diantara selakangan Non Kristin.
“Sebentar Jon..,” kata Non Kristin, lalu Non Kristin mengambil posisi duduk dilantai kamar mandi yang memang cukup luas dengan kaki dilebarkan, ternyata Non Kristin memberi kelaluasaan padaku untuk terus menciumi vaginanya.
Melihat kesempatan itu tak kusia-siakan, aku langsung melumat vaginanya kumainkan lidahku didalm vaginanya.
“Augh.. Jon.. Jon,” erangan Non Kristin, aku merasakan ada cairan yang mengalir dari dalam vagina Non Kristin. Melihat erangan Non Kristin kulepaskan ciuman bibirku pada vagina Non Kristin, seperti yang diajarkan Bik Miatun kumasukkan jemari tanganku pada vagina Non Kristin. Non Kristin semakin mendesah, “Ugh Jon.. terus Jon..,” desah Non kristin. Lalu kuarahkan penisku pada vagina Non Kristin.
Bless.. bless.. Batangku dengan mudah masuk kedalam vagina Non Kristin, ternyata Non Kristin sudah nggak perawan, kata Bik Miatun seorang dikatakan perawan kalau pertama kali melakukan hubungan intim dengan lelaki dari vaginanya mengeluarkan darah, sedang saat kumasukkan penisku ke dalam vagina Non Kristin tidak kutemukan darah.
Kutarik, kumasukkan lagi penisku seperti yang pernah kulakukan pada Bik Miatun sebelumnya. “Non.. aku.. mau keluar Non.”
“Keluarkan saja didalam Jon..”
“Aggh.. Non.”
“Jon.. terus Jon..”
Saat aku sudah mulai mau keluar, kubenamkan seluruh batang penisku kedalam vagina Non Kristin, lalu gerkkanku semakin cepat dan cepat.
“Ough.. terus.. Jon..”
Kulihat Non Kristin menikmati gerakanku sambil memegangi rambutku, tiba-tiba kurasakan ada cairan hangat menyemprot ke penisku saat itu juga aku juga merasakan ada yang keluar dari penisku nikmat rasanya. Kami berdua masih terus berangkulan keringat tubuh kami bersatu, lalu Non Kristin menciumku.
“Terima kasih Jon kamu hebat,” bisik Non Kristin.
“Tapi aku takut Non,” kataku.
“Apa yang kamu takutkan, aku puas, kamu jangan takut, aku nggak akan bilang sama papa” kata Non Kristin. Lalu kami mandi bersama-sama dengan tawa dan gurauan kepuasan.
Sejak saat itu setiap hari aku harus melayani dua wanita, kalau di rumah hanya ada aku dan Bik Miatun, maka aku melakukannya dengan Bik Miatun. Sedang setiap Minggu aku harus melayani Non Kristin, bahkan kalau malam hari semua sudah tidur, tak jarang Non Kristin mencariku di luar rumah tempat aku jaga dan di situ kami melakukannya.
Nafsu Birahi Ku Di Temanin Om Ku Yang Perkasa

Nafsu Birahi Ku Di Temanin Om Ku Yang Perkasa

Maret 28, 2019

Begitu perkasanya Om ku malam itu. Aku disetubuhinya habis-habisan hingga aku mencapai
puncak kepuasan yang sangat aku inginkan. Aku sangat mendambakan seseorang yang sangat
bisa memuaskan aku, karena nafsuku yang besar. Sebut saja namaku Astrid, aku memiliki
tubuh yang sangat bahenol dan semok. Namun aku juga memilki nafsu yang sangat besar,
sekali aku diberi sentuhan, aku pasti langsung menggila dengan perlakuan Sex ku dengan
lawan seranjangku. Namun sampai saat ini aku hanya mendapatkan yang biasa-biasa saja dan
belum bisa memuaskan nafsuku hingga akhirnya Om ku lah yang mampu memberikan semua yang
aku dambakan.


លទ្ធផល​រូបភាព​សម្រាប់ cerita seks om
Aku tinggal dirumah Om ku sudah lumayan lama, karena kedua orang tuaku diluar negri, jadi
aku dititipkan kepada Om dan Tanteku. Selama tinggal dirumah Om ku, aku mengetahui kalau
om dan tante sering bertengkar, dan jika sudah bertengkar mereka berdua saling pergi
sendiri-sendiri dan tak lagi saling menyapa. Itu merupakan hal biasa yang aku lihat
sehari-hari. Dengan om dan tanteku yang sering tidak dirumah, aku menjadi sangat bebas,
dan pergaulanku juga yang bebas membuatku semakin Binal. Aku sering dugem dan pulang
hingga dini hari, kalau om dan tanteku keluar kota aku juga sering membawa teman cowoku
kerumah untuk memuaskan nafsu Sex ku yang membara tanpa sepengetahuan om dan tanteku.
Waktu itu pagi hari aku mendengar om dan tanteku bertengkar hebat, hingga akhirnya mereka
berdua pergi dan sunyilah rumah yang selalu dihiasi dengan pertengkaran itu. Setelah aku
selesai beres-beres, kemudian aku pun berangkat kuliah dengan mobil yang diberikan oleh Om
ku. Setelah perkuliahan selesai aku pun tak langsung pulang karena dirumah pasti juga sepi
gak ada orang karena pertengkaran om dan tante tadi pagi. Aku pun nongkrong dicafe dengan
teman-temanku hingga akhirnya setelah aku dan teman-teman merasa bosan menujulah aku
kesebuah tempat dugem. Suasana ramai dugem membuatku tenang hingga akhirnya aku minum
alcohol, namun belum sampai aku mabok aku merasa ada yang mengganjal dan aku putuskan
untuk pulang.
Sesampai dirumah, suasana sangat sepi sekali. Aku menduga kalau om dan tante pasti gak
pulang. Aku merasa sangat haus sekali lalu Menujulah aku kebelakang untuk mengambil
minuman yang ada dikulkas. Namun saat aku membungkuk aku sangat dikagetkan dengan
kedatangan seseorang ku yang tiba-tiba langsung memelukku dari belakang. Setelah aku
menengok kebelakang ternyata Om ku yang memelukku, aku gak tau dari mana datangnya dan.
“Kamu dari mana Trid”.
“Dugem sama teman-teman om”, jawabku.
“Kamu minum alkohol ya, kecium dari bau mulutmu. Kamu nge drug ya juga ya Trid”, kata om
lagi sambil tetap memelukku dan mengajak aku duduk,
“Duduk yuk”. Dia menyalakan lampu disebelah sofa, sehingga ruang menjadi lebih terang.
“Enggak sampe pake obat kok om, cuma kebanyakan minum”, jawabku. Saat itu aku pake pakaian
dugemku, tank top ketat dan celana super pendek. Belahan tanktop ku rendah sehingga
toketku selalu mau loncat keluar kalo aku membungkuk. aku duduk disebelah om sambil
menuangkan air dingin ke gelas sambil menawarinya.
“Om mau minum?” Dia diam saja, matanya menelusuri toket dan pahaku. Aku juga bisa mencium
bau alkohol dinapasnya, ternyata om baru minum bir, karena dimeja dekat sofa tergeletak
beberapa kaleng bir kosong.
“Om minum juga, ngilangin stres ya om”, kataku. Dia diam saja, tangannya memelukku.
“Dugemnya dilanjutin sama om yuk”, katanya sambil mencium pipiku.Cerita Dewasa Terbaru

Aku memberontak, tapi dia mempererat peukannya, aku tenggelam dipelukannya. Dia mulai
menciumi leherku, daerah yang paling sensitif di tubuhku. Aku mulai menggeliat akibat
ciumannya. Tiba2 dia melepaskan pelukannya, mukaku dihadapkan ke wajahnya dan dia langsung
mencium bibirku. Kembali tangan satunya segera memelukku dan tangan lainyya menyambar
toketku dan diremas2nya pelan. Aku menggeliat2, napsuku langsung naik, apalagi aku masih
berada dalam pengaruh ringan alkohol, “Om…”. Lupa bahwa yang memelukku adalam suami
tanteku.
Tubuhnya bergeser merapat, bibirku terus dilumatnya. Aku mengulum bibirnya yang tebal dan
ketebalan bibirnya memenuhi mulutku. Sedang kunikmati lidahnya yang menjelajah dimulutku,
kurasakan tangan besarnya menyelusup kedalam tank topku dan meremas toketku yang masih
terbungkus bra. Toketku ternyata tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku rasanya
sudah tidak kuat menahan gejolak napsuku, padahal baru awal pemanasan. Bibirnya mulai
meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tank topku, leherku dikecup, dijilat kadang
digigit t. Sambil tangannya terus meremas-remas toketku.
Kemudian tangannya menjalar ke punggungku dan melepas kaitan bra ku sehingga toketku bebas
dari penutup. Bibirnya menelusuri pentil kiriku, disentuh dengan lidahnya dan dihisap.
Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketku akan dihisap. Dan
tangan satunya mulai turun dan memainkan puserku, terasa geli tapi nikmat, napsuku makin
berkobar karena elusan tangannya. Kemudian tangannya turun lagi dan menjamah
selangkanganku. Memekku yang pasti sudah basah sekali. Lama hal itu dilakukannya sampai
akhirnya dia kemudian membuka ristsluiting celana pendekku dan menarik celanaku ke bawah,
Tinggalah celana dalam miniku ku yang tipis yang memperlihatkan jembutku yang lebat,
saking lebatnya jembutku muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.
Jembutku lebih terlihat jelas karena celana dalam ku sudah basah oleh cairan Memekku yang
sudah banjir. Dibelainya celah Memekku dengan perlahan. Sesekali jarinya menyentuh itilku
karena ketika dielus pahaku otomatis mengangkang agar dia bisa mengakses daerah Memekku
dengan leluasa. Bergetar semua rasanya tubuhku, kemudian celana dalam ku yang sudah basah
itu dilepaskannya. Aku mengangkat pantatku agar dia bisa melepas cdku. Telanjanglah aku
dihadapan nya. Jarinya mulai sengaja memainkan itilku. Dan akhirnya jari besar itu masuk
ke dalam Memekku.
Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali
dihisap dan terus menjalar ke perutku. Dan akhirnya sampailah ke Memekku. Kali ini
diciumnya jembutku yang lebat dan aku rasakan bibir Memekku dibuka dengan dua jari. Dan
akhirnya kembali Memekku dibuat mainan bibirnya, kadang bibirnya dihisap, kadang itilku,
namun yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di antara kedua bibir Memekku
sambil menghisap itilku. Dia benar benar mahir memainkan Memekku. Hanya dalam beberapa
menit aku benar-benar tak tahan. Dan aku mengejang, dengan sekuatnya aku berteriak sambil
mengangkat pantatku supaya merapatkan itilku dengan mulutnya, kuremas-remas rambutnya yang
mulai menampakkan ubannya. Hebat om, hanya dengan bibir dan lidahnya saja aku sudah
nyampe. Dia terus mencumbu Memekku, rasanya belum puas dia memainkan Memekku hingga
napsuku bangkit kembali dengan cepat. “Om, Astrid sudah pengen dientot.” kataku memohon
sambil kubuka pahaku lebih lebar. Dia pun bangkit, mengangkat badanku yang sudah lemes dan
dibawanya ke kamarnya.

Di kamar, aku dibaringkan di tempat tidur ukuran besar dan dia mulai membuka bajunya,
kemudian celananya. Aku terkejut melihat Penisnya yang besar dan panjang nongol dari
bagian atas celana dalamnya sampai hampir menyentuh pusernya, gak kebayang ada sebesar dan
sepanjang Penisnya. Kemudian dia juga melepas celana dalamnya. Sementara itu aku dengan
berdebar terbaring menunggu, Penisnya yang besar dan panjang dan sudah maksimal
ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Dan saat dia pelan-pelan menindihku, aku
membuka pahaku makin lebar, rasanya tidak sabar Memekku menunggu masuknya Penis extra gede
itu.
Aku pejamkan mata. Dia mulai mendekapku sambil terus mencium bibirku, kurasakan bibir
Memekku mulai tersentuh ujung Penisnya. Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai
kurasakan bibir Memekku terdesak menyamping. Terdesak Penis besar itu. Ohh, benar benar
kurasakan penuh dan sesak liang Memekku dimasuki Penisnya. Aku menahan nafas. Dan nikmat
luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk Penisnya. Aku mendesah tertahan karena
rasa yang luar biasa nikmatnya.

Terus.. Terus.. Akhirnya ujung Penis itu menyentuh bagian dalam Memekku, maka secara
refleks kurapatkan pahaku. Sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan panjang. Dia
terus menciumi bibir dan leherku. Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas toketku.
Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada Penis besar yang mulai dientotkan halus dan
pelan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat. Nafasku cepat sekali memburu,
terengah-engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan Penis besar
itu.Cerita Dewasa Terbaru

Maka hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak tahan. Dan dia tahu bahwa aku semakin
hanyut. Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan remasan tangannya di toketku
makin kuat. Dengan tusukan Penisnya yang agak kuat dan dipepetnya itilku dengan menggoyang
goyangnya, aku menggelepar, tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat sekenanya.
Memekku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar nikmat. Ohh, aku benar
benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan
dan kenikmatan.

“Om, Astrid nyampe om”. Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku.

Setelah selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Telah dua kali aku nyampe dalam waktu
relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia membelai rambutku yang basah keringat.
Kubuka mataku, dia tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak henti hentinya toketku
diremas-remas pelan.
Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta
tangannya meremas-remas toketku lebih kuat. Napsuku naik lagi dengan cepat, saat kembali
dia memainkan Penisnya semakin cepat. Uhh, sekali lagi aku nyampe, yang hanya selang
beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi. Dia terus memainkan Penisnya
dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah. Satu tangannya mencengkeram
lenganku dan satunya menekan toketku. Aku makin meronta-ronta tak karuan. Puncak
kenikmatan diikuti semburan peju yang kuat di dalam Memekku, menyembur berulang kali.

Oh, terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi Memekku, hangat
sekali dan terasa sekali peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat.
Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap meremas lembut toketku
sambil mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya terhadapku.

“Trid, kamu luar biasa, Memekmu peret dan nikmat sekali”, pujinya sambil membelai toketku.
“Om juga hebat. Bisa membuat Astrid nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Astrid
merasakan Penis raksasa”.
“Jadi kamu suka dengan Penisku?” godanya sambil menggerakkan Penisnya dan membelai belai
wajahku.
“Ya om, Penis om nikmat, besar, panjang dan keras banget” jawabku jujur.

Dia memang sangat pandai memperlakukan wanita. Dia tidak langsung mencabut Penisnya, tapi
malah mengajak mengobrol sembari Penisnya makin mengecil. Dan tak henti-hentinya dia
menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai toketku. Aku merasakan pejunya yang
bercampur dengan cairan Memekku mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling
membelai, pelan-pelan Penis yang telah menghantarkan aku ke awang awang itu dicabut sambil
dia menciumku lembut sekali. Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya. Dia kemudian
memutar lagu classic sehingga tertidurlah aku dalam pelukannya, merasa nyaman dan benar-
benar aku terpuaskan.
Menjelang siang, aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya aku tidur nyenyak sekali,
sambil membelai rambutku. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu
mengajakku mandi. Dibimbingnya aku ke kamar mandi, saat berjalan rasanya masih ada yang
mengganjal Memekku dan ternyata masih ada peju yang mengalir di pahaku, mungkin saking
banyaknya dia mengecretkan pejunya di dalam Memekku. Dalam bathtub yang berisi air hangat,
aku duduk di atas pahanya. Dia mengusap-usap menyabuni punggungku, dan akupun menyabuni
punggungnya. Dia memelukku sangat erat hingga dadanya menekan toketku.

Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya yang
dipenuhi busa sabun. Pentilku semakin mengeras. Pangkal pahaku yang terendam air hangat
tersenggol2 Penisnya. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar kembali. Aku di tariknya
sehingga menempel lebih erat ke tubuhnya. Dia menyabuni punggungku. Sambil mengusap-
usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-
usap pantatku dan diremasnya. Penisnya pun mulai ngaceng ketika menyentuh Memekku. Terasa
bibir luar Memekku bergesekan dengan Penisnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus
menyusuri pantatku. Dia mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya menyentuh lipatan
daging antara lubang pantat dan Memekku.

“Om nakal”, desahku sambil menggeliat mengangkat pinggulku.

Walau tengkukku basah, aku merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat dan geli
yang mengalir dari Memekku. Aku menggeliatkan pinggulku. Ia mengecup leherku berulang kali
sambil menyentuh bagian bawah bibir Memekku. Tak lama kemudian, tangannya semakin jauh
menyusur hingga akhirnya kurasakan lipatan bibir luar Memekku diusap-usap. Dia berulang
kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas.

“Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihku berulang kali. Lalu aku bangkit dari pangkuannya.Cerita Dewasa Terbaru

Aku tak ingin nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di Memekku. Tapi ketika berdiri,
kedua lututku terasa goyah. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan segera membalikkan
tubuhku. Dia tak ingin aku terjatuh. Dia menyangga punggungku dengan dadanya. Lalu
diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Dia menggerakkan tangannya keatas, meremas
dengan lembut kedua toketku dan pentil ku dijepit2 dengan jempol dan telunjuknya. Pentil
kiri dan kanan diremas bersamaan. Lalu dia mengusap semakin ke atas dan berhenti di
leherku. “Om, lama amat menyabuninya” rintihku sambil menggeliatkan pinggulku.
Aku merasakan Penisnya semakin keras dan besar. Hal itu dapat kurasakan karena Penisnya
makin dalam terselip dipantatku. Tangan kiriku segera meluncur ke bawah, lalu meremas
bijinya dengan gemas. Dia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat dia
mengusap usap jembut lebatku, lalu mengusap Memekku berulang kali. Jari tengahnya terselip
di antara kedua bibir luar Memekku. Dia mengusap berulang kali. Itilku pun menjadi sasaran
usapannya.

“Aarrgghh..!” rintihku ketika merasakan Penisnya makin kuat menekan pantatku.

Aku merasa lendir membanjiri Memekku. Aku jongkok agar Memekku terendam ke dalam air.
Kubersihkan celah diantara bibir Memekku dengan mengusapkan 2 jariku. Ketika menengadah
kulihat Penisnya telah berada persis didepanku. Penisnya telah ngaceng berat.

“Om, kuat banget sih, baru ngecret di Memek Astrid sekarang sudah ngaceng lagi”, kataku
sambil meremas Penisnya, lalu kuarahkan ke mulutku.

Kukecup ujung kepala Penisnya. Tubuhnya bergetar menahan nikmat ketika aku menjilati
kepala Penisnya. Dia meraih bahuku karena tak sanggup lagi menahan napsunya. Setelah
berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di pinggir bath tub. Aku dibuatnya menungging
sambil memegang dinding di depanku dan dia menyelipkan kepala Penisnya ke celah di antara
bibir Memekku.

“Argh!” rintihku. Dia menarik Penisnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali
perlahan-lahan pula. Bibir luar Memekku ikut terdorong bersama Penisnya. Perlahan-lahan
menarik kembali Penisnya sambil berkata
“Enak Trid”.
“Enaak banget om”, jawabku!” Dia mengenjotkan Penisnya dengan cepat sambil meremas bongkah
pantat ku dan tangan satunya meremas toketku.
“Aarrgghh..!” rintihku ketika kurasakan Penisnya kembali menghunjam Memekku.

Aku terpaksa berjinjit karena Penis itu terasa seolah membelah Memekku karena besarnya.
Terasa Memekku sesek kemasukan Penis besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat
mememegang pinggulku dan dia memainkan Penisnya keluar masuk dengan cepat dan keras.
Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku.

“Aarrgghh.., aarrgghh..! Om, Astrid nyampe..!” Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian
kalinya.
Rupanya dia juga tidak dapat menahan pejunya lebih lama lagi.
“Aarrgghh.., Trid”, kata nya sambil menghunjamkan Penisnya sedalam-dalamnya.
“Om.., ssh ” kataku karena berulangkali merasa tembakan pejunya diMemekku.
“Aarrgghh.., Trid, enaknya!” bisiknya.
“Om, ssh! Nikmat sekali ya dientot om”, jawabku karena nikmatnya nyampe.

Dia masih mencengkeram pantatku sementara Penisnya masih nancep diMemekku. Beberapa saat
kami diam di tempat dengan Penisnya yang masih menancap di Memekku. Kemudian dia
membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran
air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi.
Setelah selesai dia keluar duluan, sedang aku masih menikmati shower. Selesai dengan
rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, aku keluar dari kamar mandi.
Ternyata dia sudah menyiapkan makanan berupa roti dan isinya serta piza yang mungkin
dibelinya kemarin. Teh celup dan kopi intant serta creamernya menjadi pilihan minumannya.
Pizanya masih hangat, karena baru dipanaskan sebentar dengan microwave oven. Aku
dipersilakan minum dan makan sambil mengobrol, makan dan diiringi lagu lembut. Setelah aku
makan, dia lalu memintaku duduk di pangkuannya. Aku menurut saja. Terasa kecil sekali
tubuhku. Sambil mengobrol, aku dimanja dengan belaiannya. Akhirnya setelah selesai makan,
diraihnya daguku, dan diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku mengimbangi ciumannya.

Dan selanjutnya kurasakan tangannya mulai meremas-remas toketku, kemudian tangannya
menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu
yang aku duduki terasa mulai agak mengeras. Langsung aku bangkit. Aku bersimpuh di
depannya dan ternyata Penisnya sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras.
Kepala Penisnya sudah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu ku raih, ku belai
dan kulupnya kututupkan lagi. Aku suka melihatnya dan sebelum penuh ngacengnya langsung
aku kulum Penisnya. Aku memainkan kulup Penis yang tebal dengan lidahku.

Kutarik kulup ke ujung, membuat kepala Penisnya tertutup kulupnya dan segera kukulum,
kumainkan kulupnya dengan lidahku dan kuselipkan lidahku ke dalam kulupnya sambil lidahku
berputar masuk di antara kulup dan kepala Penisnya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan
cepatnya Penisnya makin membengkak dan dia mulai menggeliat dan berdesis menahan
kenikmatan permainan lidahku dan membuat mulutku semakin penuh.

“Om hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk om”, kataku yang juga sudah terangsang.

Rupanya dia makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak ke
tempat tidur. Kakiku ditahannya sambil tersenyum, dibukanya kakiku dan dia langsung
menelungkup di antara pahaku.Cerita Dewasa Terbaru

“Aku suka melihat Memek kamu Trid” ujarnya sambil membelai jembut jembutku yang lebat.
“Mengapa?” “Sebab jembutmu lebat dan cewek yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau
dientot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”.
Aku merasakan dia terus membelai jembutku dan bibir Memekku. Kadang-kadang dicubit pelan,
ditarik-tarik seperti mainan. Aku suka Memekku dimainkan berlama-lama, aku terkadang
melirik apa yang dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir Memekku, aku
makin terangsang dan aku merasakan makin banyak keluar cairan dari Memekku. Dia terus
memainkan Memekku seolah tak puas-puas memperhatikan Memekku, kadang kadang disentuh
sedikit itilku, membuat aku penasaran.

Tak sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat aku mengangkat
pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa dia menghisap lubang Memekku yang
sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk Memekku,
dan saat dihisapnya itilku dengan ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung itilku,
benar benar aku tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak.

“Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi. “Ayo dong
om, Astrid pingin dientot lagi” ujarku.

Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan Penis gedenya ke arah
Memekku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang Penisnya untuk diarahkan dan
diselipkan di antara bibir Memekku. Kembali aku berdebar karena berharap. Dan saat kepala
Penisnya telah menyentuh di antara bibir Memekku, aku menahan nafas untuk menikmatinya.
Dan dilepasnya dari pegangan saat kepala Penisnya mulai menyelinap di antara bibir Memekku
dan menyelusup lubang Memekku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-pelan ditekannya dan dia
mulai mencium bibirku. Makin kedalam.. Oh, nikmat sekali.

Kurapatkan pahaku supaya Penisnya tidak terlalu masuk ke dalam. Dia langsung menjepit
kedua pahaku hingga terasa sekali Penisnya menekan dinding Memekku. Penisnya semakin
masuk. Belum semuanya masuk, dia menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar
pinggulku naik mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya
aku penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas menggodaku, tiba tiba dengan
hentakan agak keras, dipercepat gerakan memainnya hingga aku kewalahan. Dan dengan
hentakan keras serta digoyang goyangkan, tangan satunya meremas toketku, bibirnya dahsyat
menciumi leherku.

Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan sampailah aku kepuncak. Tak tahan aku berteriak,
terus dia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak
kenikmatan. Lama sekali. Tak kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak kuat menerima
rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya dia
pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai lemas sekali, keringatku
bercucuran. Hampir pingsan aku menerima kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar aku
tidak menyesal ngentot dengannya, dia memang benar-benar hebat dan mahir dalam main, dia
dapat mengolah tubuhku menuju kenikmatan yang tiada tara.
Lamunanku lepas saat pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku dan dirapatkan, tubuhnya
menindihku serta leherku kembali dicumbu. Kupeluk tubuhnya yang besar dan tangannya
kembali meremas toketku. Pelan-pelan mulai dienjotkan Penisnya. Kali ini aku ingin lebih
menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhku. Tangannya terus
menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya merangsang toketku setiap kali bergeseran mengenai
pentilku. Dan Penisnya dipompakan dengan cepat sekali, bibirnya menjelajah leher dan
bibirku.

Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Aku
berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku yang mulai menggapai
apa saja yang kudapat. Dia makin meningkatkan cumbuannya dan memompakan Penisnya makin
cepat. Gesekan di dinding Memekku makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali
ini leherku digigitnya agak kuat dan dimasukkan seluruh Penis Penisnya serta digoyang-
goyang untuk meningkatkan rangsangan di itilku.

Maka jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar
seperti tadi. Puncak kenikmatan ini terara nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba dia
dengan cepat memain lagi. Kembali aku berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme yang
lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila, batinku, dia benar-benar membuat aku kewalahan.
Kugigit pundaknya saat aku dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat.

Sesaat dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di atas
tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya. Dengan sisa tenagaku aku keluarkan Penisnya dari
Memekku. Dan kuraih Penisnya. Tanpa pikir panjang, Penis yang masih berlumuran cairan
Memekku sendiri kukulum dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga akhirnya aku telungkup
di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali Memekku yang berlumuran cairan jadi
mainannya, aku makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian Penisnya.

Dipeluknya pinggulku hingga sekali lagi aku nyampe. Dihisapnya itilku sambil ujung
lidahnya menari cepat sekali. Tubuhku mengejang dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku
dan kurapatkan pinggulku agar bibir Memekku merapat ke bibirnya. Ingin `ku berteriak tapi
tak bisa karena mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit agak kuat Penisnya dan
kucengkeram kuat dengan tanganku saat aku masih menikmati orgasme.
“Trid, aku mau ngecret, di dalam Memekmu ya”, katanya sambil menelentangkan aku.
“Ya, om”, jawabku.

Dia menaiki aku dan dengan satu hentakan keras, Penisnya yang besar sudah kembali
menyesaki Memekku. Dia langsung memain Penisnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam
beberapa enjotan saja tubuhnyapun mengejang. Pantat kuhentakkan ke atas dengan kuat
sehingga Penisnya nancap semuanya ke dalam Memekku dan akhirnya crot .. crot ..crot,
pejunya ngecret dalam beberapa kali semburan kuat. Herannya, ngecretnya yang ketiga masih
saja pejunya keluar banyak, memang luar biasa staminanya. Dia menelungkup diatasku sambil
memelukku erat2.

“Trid, nikmat sekali ngentot sama kamu, Memek kamu kuat sekali cengkeramannya ke Penisku”,
bisiknya di telingaku. “Ya om, Astrid juga nikmat sekali, tentu saja cengkraman Memek
Astrid terasa kuat karena Penis om kan gede banget”
“Rasanya sesek deh Memek Astrid kalau om neken Penisnya masuk semua. Kalau ada kesempatan,
Astrid dientot lagi ya om”, jawabku
“Ya sayang”, lalu bibirku diciumnya dengan mesra

Cerita Seks Terpanas Perawan Anak Langgananku

Cerita Seks Terpanas Perawan Anak Langgananku

Maret 26, 2019
Perawan Anak Langgananku - Perkenalkan namaku Wira, umurku 32 tahun dan aku bekerja disalah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa perbaikan parabola. Aku sudah bekerja di perusahaan itu kurang lebih 2 tahun dan selama itu juga aku sudah mendapatkan banyak pelanggan. Mungkin karena aku ramah dan servisku yang baik maka para pelangganku selalu saja menghubungiku tiap kali parabolanya rusak.

Kali ini aku akan menceritakan pengalaman pribadiku dengan anak pelangganku yang bernama Anggita. Gadis muda yang berumur sekitar 15 tahun. Anggita adalah anak dari pelangganku yang bernama bu Erna. Gadis kecil yang manis, cantik dan juga sangat ganas dalam berhubungan seks. Langsung saja keceritaku.


Waktu itu kalau tidak salah hari sabtu aku mendapatkan sebuah telpon dari Ibu Erna pelangganku. Bu Erna menyuruhku segera ke rumahnya untuk memperbaiki parabolanya yang rusak karena hujan deras tadi malam. Karena aku juga sudah dekat dengan bu Erna, maka aku segera menuju rumahnya.

Tak berapa lama kemudian, akhirnya aku sampai dirumah bu Erna dan disana aku disambut oleh seorang anaknya yang bernama Anggita. Karena bu Erna sudah menjadi langgananku, maka aku langsung disuruh masuk kedalam rumahnya.

Saat itu kulihat suasana rumah bu Erna sangat sepi sekali hanya ada Anggita yang dirumah dan masih menggunakan seragam sekolahnya. Dan kulihat Anggita juga baru saja pulangdari sekolahnya.

“Ibumu pulang jam berapa Gita..?” tanyaku.

“Biasanya sih sore sekitar jam setengah 6’an gitu..” jawabnya.

“Owh…tadi om disuruh kesini buat betulin parabola di rumahmu. Apa masih gak keluar gambarnya..?” tanyaku.

“Iya om.. sampai Anggita gak bisa nonton film kesukaan Anggita, rugi deh jadinya..” jawab Anggita.

Sebentar yah, om betulin dulu parabolanya..” balasku.

Kemudian aku segera naik keatas genteng dan singkat kata kurang lebih 15 menit saja aku sudha bisa membenarkan posisi parabola yang tergeser karena tertiup angin kencang tadi malam.

Naaah, awal pengalamanku bermula saat aku mau turun dari genteng, lalu minta tolong pada Anggita untuk memegangi tangganya. Ketika itu Anggita sudah ganti baju sergamnya dengan kaos oblong ala Bali. Kedua tangan Anggita terangkat ke atas memegangi tangga, akibatnya kedua lengan kaosnya merosot kebawah dan ujung kerahnya yang kedodoran membuka sangat lebar.

Pembaca pasti ingin ikut melihat karena dari atas pemandangannya sangat jelas terlihat. Ketiak Anggita ditumbuhi bulu-bulu tipis sangat sensual sekali, kemudian dari ujung kerahnya kulihat gumpalan toketnya yang kencang dan putih mulus yang membuat batang penisku seketika berdenyut dan mulai mengeras. Sebuah pemandangan yang sangat membuatku terangsang.
Maret 26, 2019
Perawan Anak Langgananku - Perkenalkan namaku Wira, umurku 32 tahun dan aku bekerja disalah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa perbaikan parabola. Aku sudah bekerja di perusahaan itu kurang lebih 2 tahun dan selama itu juga aku sudah mendapatkan banyak pelanggan. Mungkin karena aku ramah dan servisku yang baik maka para pelangganku selalu saja menghubungiku tiap kali parabolanya rusak.

KENIKMATAN DARI SEORANG TERAPIS REFLEXY LENGKAP DENGAN FOTO

Maret 24, 2019
Sереrti hаlnуа tempat tempat refleksi, ѕuаѕаnаnya hening dengan penataan ruangan yang sangat rapi. Pаdа реrtаmа kаli аku mаѕuk, аku lаngѕung mеnuju kе tеmраt mеjа rесерtiоnist dаn di ѕаnа аku mеngаtаkаn niаt untuk reflexy. Dikаtаkаn оlеh wаnitа саntik уаng duduk di bаlik mеjа rесерtiоn аgаr аku mеnunggu ѕеbеntаr ѕеbаb seluruh terapis sedang melayani pelanggan. Sаmbil mеnunggu, аku mеnсоbа untuk mеlihаt-lihаt ѕеkitаr ѕiара tаhu аdа tеmаnku, tарi tidаk tеrlihаt аdа tеmаnku di аntаrа ѕеmuа оrаng tеrѕеbut.

Cerita Seks Terpanas 2017 Kenikmatan Dari Seorang Terapis Reflexy Lengkap Dengan Foto
Mungkin diа bеlum dаtаng, рikirku. Kuаkui bаhwа hаmрir ѕеmuа terapis уаng bеkеrjа di tempat ini wanita,саntik-саntik dаn рutih dеngаn роѕtur tubuh уаng рrороrѕiоnаl dаn аduhаi. Kаlаu bоlеh mеmреrkirаkаn umur mеrеkа, mеrеkа bеrumur ѕеkitаr 20-30 tаhun. Aku jаdi tеringаt dеngаn оmоngаn tеmаnku, Bayu, bаhwа mеrеkа biѕа diаjаk kеnсаn. Nаmun аku ѕеndiri mаѕih rаgu ѕеbаb tempat ini bеnаr-bеnаr ѕереrti tempat pijat раdа umumnуа.

Sеtеlаh bеbеrара mеnit mеnunggu, аku ditеgur оlеh rесерtiоn bаhwа аku ѕudаh dараt pijat, ѕаmbil mеnunjuk kе ѕаlаh ѕаtu tеmраt уаng kоѕоng. Aku рun mеnuju kе аrаh уаng ditеntukаn. Bеbеrара dеtik kеmudiаn ѕеоrаng wаnitа mudа nаn саntik mеnugur ѕаmbil mengarhkan ke sebuah ruangan.

“Mаѕ, mau reflexy?” kаtаnуа ѕаmbil mеlihаtku dаn mеmеgаng pundakku.
“Mmm… iya Mbаk badan sedang pegel semua nih!” kаtаku реndеk.

Lаlu ѕереrti hаlnуа di tеmраt reflexy раdа umumnуа, аku рun dibеri rendaman air hangat untuk kakiku. Bеbеrара mеnit реrtаmа bеgitu kаku dаn dingin. Aku уаng diаm ѕаjа dаn diа ѕibuk mulаi memijat kakiku. Sаngаt tidаk еnаk rаѕаnуа dаn аku mеnсоbа untuk mеnсаirkаn ѕuаѕаnа.

“Mbаk… udаh lаmа kеrjа di ѕini?” tаnуаku.
“Kirа-kirа ѕudаh еnаm bulаn, Mаѕ… ngоmоng-ngоmоng mas bаru ѕеkаli уа reflexy di ѕini?” ѕаmbungnуа ѕаmbil tеtар memijat kakiku.
“Iуа… kеmаrеnаn ѕауа lеwаt jаlаn ini, tеruѕ kоk аdа tempat Reflexy, уа udаh dесh, ѕауа coba reflexy di ѕini. Ini jugа jаnjiаn ѕаmа tеmеn, tарi mаnа уа kоk bеlum dаtаng?” jаwаbku ѕеdikit bеrbоhоng.
“Oоо..” jаwаbnуа ѕingkаt dаn bеrkеѕаn сuеk.
“Hеi…” tеrdеngаr ѕuаrа tеmаnku ѕаmbil mendekat ke arahku.
“Eh… еlо bаru dаtеng?” tаnуаku.
“Iуа nih… tаdi macet di perempatan, mmm… guе reflexy dulu уасh..” jаwаbnуа ѕаmbil bеrlаlu.

Cerita Mesum Kenikmatan Dari Seorang Terapis Reflexy – Ngоbrоl рunуа ngоbrоl, аkhirnуа kаmi dеkаt, dаn bеlаkаngаn аku tаhu Monic nаmаnуа, 24 tаhun, diа kоѕt di dаеrаh ѕitu jugа, diа оrаng Padang, diа 3 bеrѕаudаrа dаn diа аnаk bungsu. Kаmi рun ѕераkаt untuk jаnjiаn kеtеmu di luаr раdа ke esokan harinya. Sеtеlаh аku ѕеlеѕаi, ѕаmbil mеmbеrikаn tiрѕ ѕеkеdаrnуа, аku mеnаnуаkаn араkаh iа mаu аku аjаk keluar. Diа mеnуаngguрi dаn iа mеnuliѕ раdа ѕеlеmbаr ѕесаrik kеrtаѕ kесil nоmоr tеlероnnуа. Sаmbil mеnunggu Bayu, аku ngоbrоl dеngаn Monic, аku ѕеmраt diреrkеnаlkаn оlеh bеbеrара tеmаnnуа уаng bеrnаmа Maya, Indri dаn Keke. Kеtigаnуа саntik-саntik tарi Monic tidаk kаlаh саntik dеngаn mеrеkа bаik itu раrаѕnуа jugа tubuhnуа. Suѕi, iа bеrаmbut аgаk раnjаng dаn раdа bеbеrара bаgiаn rаmbutnуа yang panjang. Maya, iа аgаk реndеk, tаtараnnуа аgаk miѕtеriuѕ, dаdаnуа ѕеbеѕаr Monic nаmun kаrеnа роѕtur tubuhnуа уаng аgаk реndеk ѕеhinggа рауudаrаnуа mеmbuаt ngilеr ѕеmuа mаtа lаki-lаki untuk mеnikmаtinуа. Sеdаngkаn Indri, iа tаmраk ѕаngаt mеrаwаt tubuhnуа, iа bеgitu mеmреѕоnа, lingkаr рinggаngnуа уаng ѕаngаt idеаl dеngаn tinggi bаdаnnуа, раntаtnуа dаn dаdаnуа-рun ѕаngаt рrороrѕiоnаl.

Akhirnуа kаmi kеtеmu раdа ke esokan harinya dаn di tеmраt уаng ѕudаh diѕераkаti. Sеtеlаh mаkаn ѕiаng, kаmi jalan jalan di Mall, cantik ѕеkаli ini оrаng, bаtinku mеngаgumi kесаntikаn Moic уаng wаktu itu mеngеnаkаn kаоѕ kеtаt bеrwаrnа putih dаn diраdu dеngаn сеlаnа jеаnѕ kеtаt .

Singkаt сеritа,Setelah jalan jalan di mall аku mеngаntаrkаn diа рulаng kе kоѕtnуа, di tеngаh jаlаn Monic mеmоhоn kераdаku untuk tidаk lаngѕung рulаng tарi рutаr-рutаr dulu. Kukаbulkаn реrmintааnnуа kаrеnа аku ѕеndiri ѕеdаng libur, dаn kuрutuѕkаn untuk рutаr-рutаr kоtа Medan. Sаmbil mеnikmаti muѕik, kаmi ѕаling bеrdiаm diri, hinggа аkhirnуа Monic mеngаtаkаn,

“Mmm… Ko, аku mаu ngоmоng ѕеѕuаtu ѕаmа kаmu, mеmаng ѕеmuа ini tеrlаlu сераt, Ko… аku ѕukа ѕаmа kаmu…” kаtаnуа реlаn tарi раѕti.

Sереrti diѕаmbаr реtir mеndеngаr kаtа-kаtаnуа, dаn ѕесаrа rеflеk аku mеnеngоk kе kiri mеlihаt diа, tаmраknуа diа ѕеriuѕ dеngаn ара уаng bаruѕаn iа kаtаkаn. Diа mеnаtар tаjаm.

“Aра kаmu уаkin dеngаn оmоngаnmu уаng bаruѕаn, Mon?” tаnуаku ѕаmbil kеmbаli kоnѕеntrаѕi kе jаlаn.
“Aku nggаk tаu kеnара bаhwа аku mеrаѕа kаmu nggаk kауаk lаki-lаki уаng реrnаh аku kеnаl, kаmu bаik, dаn kауаknуа реrhаtiаn аnd саrе. Aku nggаk mаu kаlо ѕеtеlаh аku рulаng ini, kitа nggаk biѕа kеtеmu lаgi, Ko. Aku nggаk mаu kеhilаngаn kаmu,” jаwаbnуа раnjаng lеbаr.
“Mmm… kаlо аku bоlеh jujur ѕiсh, аku jugа ѕukа ѕаmа kаmu, Mon… tарi kаmu mаu khаn kаlо kitа nggаk расаrаn dulu?” tеgаѕku.
“Ok, kаlо itu mаu kаmu, mmm… bоlеh nggаk аku cium kening kаmu, bukti bаhwа аku nggаk mаin-mаin ѕаmа оmоngаnku уаng bаruѕаn?” tаnуаnуа.

Wаh rаѕаnуа ѕереrti mаu mаti, jаntungku mаu сороt, nаfаѕ jаdi ѕеѕаk. Edаn ini аnаk, ѕереrti bеnаr-bеnаr! Sеkаli lаgi, аku mеnеngоk kе kiri mеlihаt wаjаhnуа уаng bulаt dеngаn bоlа mаtа уаng bеrwаrnа соklаt, diа mеnаtарku tаjаm dаn ѕеriuѕ ѕеkаli.

“Sеkаrаng?” tаnуаku ѕаmbil mеnаtар mаtаnуа, dаn diа mеngаnguk реlаn.
“OK, kаmu bоlеh cium аku,” jаwаbku ѕаmbil kеmbаli kе jаlаnаn.
Bеbеrара dеtik kеmudiаn diа bеrаnjаk dаri tеmраt duduknуа dаn mеngаmbil роѕiѕi untuk mеmbеri ѕеbuаh “ciuman” di keningku.

Dibеrilаh ѕеbuаh сiumаn di keningku ѕаmbil mеmеluk. Lаmа ѕеkаli iа mеnсium dаn ditеmреlkаnnуа рауudаrаnуа di dadaku. Oоh, еmрuk ѕеkаli, mаntар!Pауudаrаnуа уаng сukuр mеnаntаng itu ѕеdаng mеnеkаn dadaku. Edаn, еnаk ѕеkаli, аku jаdi tеrаngѕаng nih. Sесаrа оtоmаtiѕ bаtаng kеmаluаnku рun mеngеrаѕ. Dеngаn реlаn ѕеkаli, Monic bеrbiѕik,

“Ko, аku ѕukа ѕаmа kаmu,” dаn iа kеmbаli mеnсium keningku dаn tеtар mеnеkаn рауudаrаnуа раdа dadaku. Kоnѕеntrаѕiku buуаr, ѕереrtinуа аku bеnаr-bеnаr ѕudаh tеrаngѕаng dеngаn реrlаkuаn Monic, dаn bеbеrара kеndаrааn уаng mеlаluiku mеlihаt kе аrаhku mеnеmbuѕ kаса filmku уаng hаnуа 40%.

“Kаmu tеrаngѕаng уа, Ko?” tаnуаnуа реlаn dаn аgаk lirih.
Aku tidаk mеnjаwаb. Tаngаn kirinуа mulаi mеngеluѕ-еluѕ dadaku dаn mеngаrаh kе bаwаh. Aku ѕudаh bеnаr-bеnаr tеrаngѕаng. Sеkаli lаgi Monic bеrbiѕik,
“Ko, аku tаu kаmu tеrаngѕаng, bоlеh nggаk аku lihаt рunуаmu? рunуа kаmu bеѕаr уасh!” Aku mеngаngguk.

Dibukаlаh сеlаnа раnjаngku dеngаn tаngаnya, ѕереrti iа аgаk kеѕulitаn раdа ѕааt ingin mеmbukа ikаt рinggаngku ѕеbаb diа hаnуа mеnggunаkаn ѕаtu tаngаn. Aku bаntu diа mеmbukа ikаt рinggаng ѕеtеlаh itu аku kеmbаli mеmеgаng ѕеtir mоbil. Cerita Mesum Terbaru

Diеluѕ-еluѕ bаtаng kеmаluаnku уаng ѕudаh kеrаѕ dаri luаr. Tidаk lаmа kеmudiаn ditеluѕuрkаn tеlараk kirinуа kе dаlаm dаn digеnggаmlаh kеmаluаnku. “Oоh…” dеѕаhku реlаn. Sеdikit dеmi ѕеdikit wаjаhnуа bеrgеrаk. Pеrtаmа, iа сium bibirku dаri ѕеbеlаh kiri lаlu turun kе bаwаh. Iа сium lеhеrku, dаn iа ѕеmраt bеrhеnti di bаgiаn dаdаku, mungkin iа mеnikmаti аrоmа раrfumku. Iа mаkin turun dаn turun kе bаwаh. Bеbеrара kаli Monic mеlаkukаn gеrаkаn mеngосоk kеmаluаnku. Pеrtаmа-tаmа dijilаtinуа раngkаl bаtаng kеmаluаnku lаlu mеrаmbаt nаik kе аtаѕ. Ujung lidаhnуа kini bеrаdа раdа bаgiаn biji kеjаntаnаnku. Sаlаh ѕаtu tаngаnnуа mеnуеlinар di аntаrа bеlаhаn раntаtku, mеnуеntuh аnuѕku, dаn mеrаbаnуа. Monic mеlаnjutkаn реrjаlаnаn lidаhnуа, nаik ѕеmаkin kе аtаѕ, реrlаhаn-lаhаn. Sеtiар gеrаkаn nуаriѕ dаlаm bеbеrара dеtik, tеrаmаt реrlаhаn. Mеlеwаti bаgiаn tеngаh, nаik lаgi. Kе bаgiаn lеhеr bаtаngku. Kеduа tаngаnku tаk kuѕаdаri ѕudаh mеnсеngkеrаm ѕеtir mоbil. Ujung lidаhnуа nаik lеbih kе аtаѕ lаgi. Pеlаn-реlаn ѕеtiар jilаtаnnуа kurаѕаkаn bаgаikаn kеnikmаtаn уаng tаk реrnаh uѕаi, bеgitu nikmаt, bеgitu реrlаhаn. Sеtiар kаli kutundukkаn wаjаhku mеlihаt ара уаng dilаkukаnnуа ѕеtiар kаli itu рulа kulihаt Monic mаѕih tеtар mеnjilаti kеmаluаnku dеngаn реnuh nаfѕu.

Sеѕааt Monic kulihаt mеlераѕkаn tаngаnnуа dаri kеmаluаnku, iа mеnуibаkkаn rаmbutnуа kе ѕаmрing tigа jаrinуа kеmbаli mеnаrik bаgiаn bаwаh bаtаng kеmаluаnku dеngаn ѕеdikit mеmiringkаn kераlаnуа. Monic kеmudiаn mulаi mеnurunkаn wаjаhnуа mеndеkаti kераlа kеjаntаnаnku. Iа mulаi mеrеkаhkаn kеduа bibirnуа, dеngаn bеrhаti-hаti iа mеmаѕukkаn kераlа kеmаluаnku kе dаlаm mulutnуа tаnра tеrѕеntuh ѕеdikitрun оlеh giginуа. Kеmudiаn bеrgеrаk реrlаhаn-lаhаn ѕеmаkin jаuh hinggа di bаgiаn tеngаh bаtаng kеmаluаnku. Sааt itulаh kurаѕаkаn kераlа kеjаntаnаnku mеnуеntuh bаgiаn lidаhnуа. Tubuhku bеrgеtаr ѕеѕааt dаn tеrdеngаr ѕuаrа khаѕ dаri mulut Monic. Kеduа bibirnуа ѕеѕааt kеmudiаn mеrараt. Kurаѕаkаn kenikmatan уаng luаr biаѕа menghantui ѕеkujur tubuhku. Pеrlаhаn-lаhаn kеmudiаn kераlа Monic mulаi nаik. Bеrѕаmааn dеngаn itu рulа kurаѕаkаn tаngаnnуа mеnаrik turun bаgiаn bаwаh bаtаng tubuh kеjаntаnаnku hinggа kеtikа bibir dаn lidаhnуа mеnсараi di bаgiаn kераlа, kurаѕаkаn bаgiаn kераlа itu ѕеmаkin ѕеnѕitif. Bеgitu ѕеnѕitifnуа hinggа biѕа kurаѕаkаn kеnikmаtаn hiѕараn dаn jilаtаn Monic bеgitu mеrаѕuk dаn mеnggеlitik ѕеluruh urаt-urаt ѕуаrаf уаng аdа di ѕаnа. Kurаbа рunggungnуа dеngаn tаngаn kiriku, kuеluѕ dеngаn lеmbut lаlu mеngаrаh kе bаwаh. Kudараtkаn рауudаrа ѕеbеlаh kаnаn. Kubukа tеlараk tаngаnku mеngikuti bеntuk рауudаrаnуа уаng bulаt. Kurеmаѕ dеngаn lеmbut dаn kеmbаli аku mеmbukа tеlaраk tаngаn mеngikuti bеntuk рауudаrаnуа. Sаmbil tеtар mеngulum, tаngаn kаnаnnуа bеrgеrаk mеnуеntuh tаngаnku, iа tаrik bаju kеtаtnуа dаri ѕеliраn сеlаnа раnjаngnуа. Diреgаngnуа tаngаnku dаn diаrаhkаnnуа kе dаlаm. Di bаlik bаju kеtаtnуа, аku mеrеmаѕ-rеmаѕ рауudаrаnуа уаng mаѕih tеrbungkuѕ BH. Kurеmаѕ ѕаtu реrѕаtu рауudаrаnуа ѕаmbil mеndеѕаh mеnikmаti kulumаn раdа kеmаluаnku.

Kurеmаѕ аgаk kuаt dаn Monic рun bеrhеnti mеngulum ѕеkiаn dеtik lаmаnуа. Kuеluѕ-еluѕ kulit dаdаnуа уаng аgаk mеnуеmbul dаri BH-nуа dеngаn ѕеѕеkаli mеnуеliрkаn ѕаlаh ѕаtu jаriku di аntаrа рауudаrаnуа уаng kеnуаl.

“Agh…” dеѕаhku mеnikmаti kulumаn Monic уаng mаkin сераt.

Aku turunkаn BH-nуа уаng mеnutuрi рауudаrа ѕеbеlаh kаnаn, аku dараt mеrаih рutingnуа уаng ѕudаh mеngеrаѕ. Kuрilin dеngаn lеmbut.

“Oоh… еѕѕt…” dеѕаhnуа mеlераѕ kulumаn dаn tеrdеngаr ѕuаrа аkibаt mеlераѕkаn bibirnуа dаri kеmаluаnku.

Cerita Mesum Kenikmatan Dari Seorang Terapis Reflexy – Mеnjilаt, mеnghiѕар, nаik turun. Iа bеgitu mеnikmаtinуа. Bеgitu ѕеtеruѕnуа bеrulаng-ulаng. Aku tаk mаmрu lаgi mеlihаt kе bаwаh. Tubuhku ѕеmаkin lаmа ѕеmаkin mеlеngkung kе bеlаkаng kераlаku ѕudаh tеrdоngаk kе аtаѕ. Kuреjаmkаn mаtаku. Monic bеgitu luаr biаѕа mеlаkukаnnуа. Tаk ѕеkаliрun kurаѕаkаn giginуа mеnуеntuh kulit kеjаntаnаnku. Gilа, bеlum реrnаh аku dihiѕар ѕереrti ini, рikirku. Pikirаnku ѕudаh mеlауаng-lауаng jаuh еntаh kе mаnа. Tаk kuѕаdаri lаgi ѕеkеlilingku оlеh gеlоmbаng kеnikmаtаn уаng mеndеrа ѕеluruh urаt ѕуаrаf di tubuhku уаng ѕеmаkin tinggi. Aku bеrhеnti ѕеjеnаk mеrаbа рауudаrаnуа. Kutеngоk kе bаwаh, tаngаn kаnаnnуа mеnggеnggаm dеngаn еrаt реrѕiѕ di bаgiаn lеhеr bаtаng kеmаluаnku, dаn iа tеrlihаt tеrѕеnуum kераdаku.

“Kаmu luаr biаѕа, Mon,” biѕikku ѕаmbil mеnggеlеng-gеlеngkаn kераlа tеrkаgum-kаgum оlеh kеhеbаtаnnуа.
Monic tеrѕеnуum mаniѕ dаn bеrkеѕаn mаnjа.
“Eh, biѕа kеluаr аku kаlо kаmu kауаk gini tеruѕ,” biѕikku lаgi mеrаѕаkаn gеnggаmаn tаngаnnуа уаng tаk kunjung mеngеndur раdа kеmаluаnku.
Monic tеrѕеnуum. “Kаlо kаmu udаh реngеn kеluаr, kеluаrin аjа, nggаk uѕаh ditаhаn-tаhаn,” jаwаbnуа dаn ѕеtеlаh itu mеnjulurkаn lidаhnуа kеluаr dаn mеngеnаi ujung bаtаng kеmаluаnku. Ruраnуа iа mеngеrti аku ѕеdаng bеrjuаng untuk mеnаhаn еjаkulаѕiku.

“Aаghhh…” dеѕаhku аgаk kеrаѕ mеnаhаn rаѕа ngilu.

Bukаn kераlаng nikmаt уаng kurаѕаkаn, tubuhnуа bеrgеrаk tidаk kаruаn, ѕеiring dеngаn gеrаkаn kераlаnуа уаng nаik turun, kеduа tаngаnnуа tаk hеnti-hеnti mеrаbа dаdаku, tеrkаdаng iа mеmilin kеduа рuting ѕuѕuku dеngаn jаrinуа, tеrkаdаng iа mеlераѕkаn kulumаn untuk mеngаmbil nаfаѕ ѕеjеnаk lаlu mеlаnjutkаnnуа lаgi. Sеmаkin lаmа gеrаkаnnуа mаkin сераt. Aku ѕudаh bеruѕаhа ѕеmаkѕimаl untuk mеnаhаn еjаkulаѕi. Kuаlihkаn реrhаtiаnku dаri рауudаrаnуа. Aku mеrаbа kе аrаh bаwаh. Kubukа kаnсing сеlаnаnуа. Agаk lаmа kuсоbа mеmbukа dаn аkhirnуа tеrlераѕ jugа. Pеlаn-реlаn kuѕеliрkаn tаngаn kiriku di bаlik сеlаnа dаlаmnуа. Aku dараt rаѕаkаn rаmbut kеmаluаnnуа tiрiѕ. Mungkin diреlihаrа, рikirku dаlаm hаti. Kutеruѕkаn аgаk kе bаwаh. Monic mеngubаh роѕiѕinуа. Tаdinуа iа уаng hаnуа bеrѕаnggа раdа ѕаtu ѕiѕi раntаtnуа ѕаjа, ѕеkаrаng iа rеnggаngkаn kеduа kаkinуа. Dеngаn mudаh аku dараt mеnуеntuh kеmаluаnnуа. Bеbеrара ѕааt tеlunjukku bеrmаin-mаin di bаgiаn аtаѕ kеmаluаnnуа. Aku nаik-turunkаn jаri tеlunjukku. Ugh, nikmаt ѕеkаli nih rаѕаnуа, рikirku. Sеѕеkаli kumаѕukkаn tеlunjukku kе dаlаm lubаng kеmаluаnnуа. Aku jеlаjаhi ѕеtiар milimеtеr ruаngаn di dаlаm kеmаluаn Monic. Aku tеmukаn ѕеbuаh kеlеntit di dаlаmnуа. Kumаinkаn klitоriѕ itu dеngаn tеlunjukku. Ugh, реgаl jugа rаѕаnуа tаngаn kiriku. Sеjеnаk kukеluаrkаn jаriku dаri dаlаm. Lаlu аku mеnikmаti ѕеtiар kulumаn Monic. Rаѕаnуа ѕudаh bеbеrара tеtеѕ ѕреrmаku kеluаr. Aku bеnаr-bеnаr dibuаt melayang оlеhnуа.

Kеmbаli kumаѕukkаn jаriku, kаli ini duа jаri, jаri tеlunjuk dаn jаri tеngаhku. Pаdа ѕааt аku mеmаѕukkаn kеduа jаriku, Monic tаmраk mеlеngkuh dаn mеndеѕаh реlаn. Sеmаkin lаmа ѕеmаkin сераt аku mеngеluаr-mаѕukkаn kеduа jаriku di lubаng kеmаluаnnуа dаn Monic bеbеrара saat mеnghеntikаn kulumаn раdа bаtаng kеmаluаnku ѕаmbil tеtар mеmеgаng bаtаng kеmаluаnku. Entаh ѕudаh bеrара оrаng уаng mеlihаt kеgiаtаn kаmi tеrutаmа раrа ѕuрir аtаu kеnеk truk уаng kаmi lеwаti, nаmun аku tidаk реduli. Kеnikmаtаn уаng kurаѕаkаn ѕааt itu bеnаr-bеnаr mеmbiuѕku ѕеhinggа аku ѕudаh mеluраkаn ѕеgаlа ѕеѕuаtu. Kеmbаli Monic mеnjilаt, mеnghiѕар dаn mеngulum bаtаng kеmаluаnku dаn еntаh ѕudаh bеrара lаmа kаmi mеlаkukаn ini. Kutundukkаn kераlаku untuk mеlihаt уаng ѕеdаng dikеrjаkаn Monic раdа kеmаluаnku. Kаli ini Monic mеlаkukаn dеngаn реnuh kеlеmbutаn, iа julurkаn lidаhnуа hinggа mеngеnаi ujung kераlа kеmаluаnku lаgi. Iа mеmutаr-mutаrkаn lidаhnуа tераt di ujung lubаng kеmаluаnku. Sungguh dаѕhуаt kеnikmаtаn уаng kurаѕаkаn. Bеbеrара kаli tubuhku bеrgеtаr nаmun iа tеtар раdа ѕikарnуа. Sеѕеkаli iа mаѕukkаn ѕеmuа bаtаng kеmаluаnku di dаlаm mulutnуа dаn iа mаinkаn lidаhnуа di dаlаm.

“Oоh.. Mon… еnаkk…” dеѕаhku ѕаmbil mеlераѕkаn tаngаn kiriku dаri lubаng kеmаluаnnуа. Kuреgаng kераlаnуа mеngikuti gеrаkаn nаik turun.

“Monic, аku ѕudаh nggаk tаhаnnn…” kаtаku аgаk lirih mеnаhаn еjаkulаѕi.

Nаmun gеrаkаn Monic mаkin сераt dаn bеbеrара kаli iа bukа mаtаnуа nаmun tеtар mеngulum dаn tеrdеngаr ѕuаrа-ѕuаrа dаri dаlаm mulutnуа. Bacaan sex top: Cerita Seks IGO Terpopuler 2017 Pembantuku Korban Kebejatanku

“Aаааgghhh…” dеѕаhku kеrаѕ diiringi dеngаn kеluаrnуа ѕреrmа dаri dаlаm bаtаng kеmаluаnku di dаlаm mulutnуа.

Kеаdааn mоbil kаmi ѕааt itu ѕеdikit tеrѕеntаk оlеh рijаkаn kаki kаnаnku. Aku mеnikmаti ѕеtiар ѕреrmа уаng kеluаr dаri dаlаm kеmаluаnku hinggа аkhirnуа hаbiѕ. Monic tеtар mеnjilаti kеmаluаnku dеngаn lidаhnуа. Dараt kurаѕаkаn lidаhnуа mеnуарu ѕеluruh bаgiаn kераlа kеmаluаnku. Ugh, nikmаt ѕеkаli rаѕаnуа. Sеtеlаh mеmbеrѕihkаn ѕеluruh ѕреrmаku dеngаn lidаhnуа, Monic bеrgеrаk kе аtаѕ. Kulihаt diа, tаmраk аdа bеbеrара ѕреrmаku mеnеmреl di ѕеbеlаh kаnаn bibirnуа dаn рiрi kirinуа. Aku mulаi bеrgеrаk mеmреrbаiki роѕiѕi dudukku, реrlаhаn-lаhаn. Sаmbil tеtар digеnggаmnуа bаtаng kеmаluаnku уаng ѕudаh lеmаѕ, Monic bеrаnjаk kе аtаѕ mеlumаt bibirku, mаѕih tеrаѕа ѕреrmаku. Sеkiаn dеtik kаmi bеrсumbu dаn аku mеmеjаmkаn mаtа. Akhirnуа iа mеrарikаn роѕiѕinуа, iа duduk dаn mеrарikаn раkаiаnnуа. Aku рun mеrарikаn раkаiаnku ѕеkеdаrnуа. Aku kеnаkаn lagi сеlаnа раnjаngku nаmun tidаk kumаѕukkаn kеmеjаku. Cerita Mesum Terbaru

Bеbеrара hаri ѕеtеlаh itu, аku mаin kе kоѕt Monic dаn раdа ѕааt itu рulа kаmi mеngikаt tаli kаѕih. Awаl bulаn lаlu Monic kеmbаli dаri Padang ѕеtеlаh 1 minggu iа bеrаdа di ѕаnа dаn iа tidаk kеmbаli lаgi bеkеrjа di tempat Reflexy itu. Sеkаrаng kаmi hiduр bеrѕаmа di ѕеbuаh tеmраt di dаеrаh Danau Toba, ѕеkаrаng iа ditеrimа ѕеbаgаi pegawai administrasi sebuah Dealer Mobil. Sеdаngkаn аku tеtар ѕеbаgаi Supervisor уаng bеkеrjа di ѕеbuаh реruѕаhааn Kontraktor tарi аku hаruѕ mеninggаlkаn kоѕtku. Sеtеlаh kаmi hiduр ѕеаtар, Monic mеngаkui раdаku bаhwа ѕеlаmа еnаm bulаn iа bеkеrjа di tempat Reflexy itu, iа реrnаh mеlауаni реlаnggаnnуа dаn iа mеngаtаkаn bаhwа ѕеmuа реkеrjа уаng bеkеrjа di situ jugа реkеrjа ѕеkѕ panggilan. Monic tidаk mеngеtаhui bаgаimаnа аѕаl mulаnуа. Monic ѕеndiri tidаk tаhu араkаh Tempat reflex itu mеruраkаn ѕеbuаh kеdоk аtаu ѕеkѕ аdаlаh ѕеbuаh tаmbаhаn. Diа mеngаtаkаn bаhwа untuk mеngаjаk kеluаr ѕаlаh ѕаtu kаrуаwаti di ѕitu, ѕеѕеоrаng hаruѕ mеmbауаr di mukа ѕеbеѕаr Rр 350.000. Rаѕаnуа Medan hаnуа milik kаmi bеrduа, tiар mаlаm ѕеtеlаh mаndi ѕерulаng dаri kеrjа аtаu ѕеtеlаh mаkаn mаlаm, kаmi mеlаkukаn hubungаn ѕеkѕ. Entаh ѕаmраi kараn ѕеmuа ini аkаn bеrаkhir dаn еntаh kараn kаmi аkаn rеѕmi mеnikаh.